Emas dilihat sebagai lindung skor utama kepada inflasi dan dengan harga yang meningkat dengan tabungan emas digital.
Apakah kelemahan ketika ini ialah kesempatan pembelian, atau pedoman bahwa emas tak semenarik dahulu?
Melainkan, ada cukup info bagus di luar sana untuk mengimbangi ini.
“Profitabilitas perusahaan konsisten sehat dengan permulaan yang solid untuk musim pendapatan Q3, sementara permintaan konsumen yang tangguh, keperluan untuk membangun kembali tingkat persediaan yang rendah dan investasi iklim dan infrastruktur yang besar akan memperpanjang siklus ekonomi lebih lanjut,” kata Leontaris.
Upaya vaksinasi Covid-19 membikin beberapa besar ekonomi konsisten terbuka, yang juga mengurangi permintaan akan daerah berlindung yang aman. Modal cemas, namun tak cukup cemas untuk menumpuk emas.
“Pasar menginginkan bank sentral menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. Jikalau mereka benar, emas bisa terus berjuang sebab tak menawarkan hasil apa bahkan,” kata Leale.
Sesudah bertahun-tahun suku bunga mendekati nol, pemodal akan bersuka cita menerima hasil yang lebih bagus dari uang tunai dan obligasi (atau hasil apa bahkan sama sekali). Mereka tak akan mendapatkannya dari emas.
Malah situasi sulit perdagangan AS-China tak menunjang emas, kata Das. “Ketegangan geopolitik konsisten ada, namun tampaknya tak mengancam untuk lepas kendali”.
Pemulihan dolar AS secara berjenjang juga membendungnya. Emas dihargai dalam dolar, jadi saat greenback naik nilainya, harganya menjadi lebih mahal bagi pembeli dalam mata uang lain, sehingga menekan permintaan.
McGlone percaya peluncuran sebagian dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin baru-baru ini akan menolong mendukung popularitas, dan semacam itu juga undang-undang baru di China perihal cryptocurrency.
“Barat kini mempunyai kepentingan dalam keberhasilan Bitcoin dan kripto, sebab bisa membangun tatanan dunia komputerisasi baru,” kata McGlone.
“Harga Bitcoin yang dua kali lipat, separo dan dua kali lipat lagi bukanlah argumen yang meyakinkan bahwa itu berbuat sebagai penyimpan skor,” tambahnya.
Orang mungkin kehilangan kepercayaan pada mata uang fiat sebab manipulasi bank sentral, namun cryptocurrency bukanlah substitusi, kata Jai Bifulco, kepala komersial di Kinesis Money.
“Saat skor mata uang dipertanyakan, orang berminat pada aset berwujud – seringkali dalam format bahan mentah,” katanya.
Emas mencentang segala kotak. “Ini dihargai secara universal dan pasokannya stabil. Modal memerlukan penyimpan skor yang stabil dan emas bisa melindungi Anda dari turbulensi yang tak dikenal yang akan datang, ”kata Bifulco.
Kebenaran yang simpel ialah bahwa pemodal menghindari emas sebab mereka menerima pengembalian yang lebih bagus di daerah lain, kata Islam Elseedawy, penasihat keuangan di Hoxton Capital Management. “Saham dan real estat tampak lebih menarik bagi pemodal sebab cenderung sukses saat inflasi meningkat.”
“Mengenal dengan ideal kapan krisis akan melanda sungguh-sungguh susah, oleh sebab itu membendung jatah kecil yang konstan untuk emas ialah opsi yang lebih bagus ketimbang mencoba mengendalikan waktu reli emas selanjutnya,” tambah Kettlewell.
Emas dapat naik lebih tinggi, kasih waktu saja, kata Ole Hansen, kepala taktik komoditi di Saxo Bank. “Stagflasi cenderung menunjang harga emas dan dengan akan diperketat, pasar pada walhasil mungkin patut memikirkan kembali pandangan negatifnya.”
Jangan terlalu keras pada emas, harganya masih naik 50 persen dalam tiga tahun, kata Andrew Hardy, direktur manajemen investasi di Momentum Global Investment Management. “Sesudah dihargai semenjak permulaan peradaban, tampaknya tak mungkin emas akan kehilangan kekuatan pikatnya dalam waktu dekat.”
Ini mempunyai satu profit besar bagi pemodal, tambahnya. “Dari sudut pandang manajemen portofolio, dia mempunyai sedikit atau tak ada korelasi dengan kelas aset lain dan berbuat sebagai diversifikasi yang kuat.”